ASAL MULA NAMA DESA DARMO
Desa Darmo, adalah desa yang tertua dalam
wilayah kecamatan Lawang Kidul (Tanjung Enim) Kabupaten Muara Enim. Desa ini
termasuk salah satu dsa yang unik diantara desa-desa yang terdapat di Kecamatan
Lawang Kidul (Tanjung Enim). Betapa tidak, karena desa ini mempunyai potensi
yang bersejarah sejak dari zaman dahulu kala.
Dahulu
kala sebelum bernama desa Darmo, daerah ini merupakan tempat orang berladang
dan berkebun, dan wilayahnya bukan di desa Darmo seperti sekarang ini, akan
tetapi jarak kira-kira 500 meter dari Desa Darmo yaitu bernama “ Karang Dalam”.
Di Karang Dalam inilah masyarakat mencari rezeki, seperti bercocok tanam
(Bertani) membuka tempat untuk istirahat seperti rumah (Dangau). Mereka hidup
rukun dan damai, tolong menolong dan gotong-royong dalam segala hal, persatuan
dan kesatuan sangat dipentingkan oleh masyarakat (Penduduk) setempat Karang
Dalam.
Agama
yang mereka anut sejak dahulu adalah Mayoritas agama islam, mereka sanagt
panatik terhadap agama islam terbukti ditempat itu sudah berdiri sebuah masjid
yang kuno dan langgar (surau). Di masjid inilah penduduk setempat belajar
seluk-beluk agama islam mereka belajar mengaji dan sholat pada seorang “Ketib”
(Khotib).
Karang
Dalam terletak ditepi sungai atau yang sering disebut masyarakat “Ayach Inim”.
Suatu hari sungai meluap sampai kerumah-rumah (Dangau) penduduk sehingga banyak
rumah (Dangau) penduduk hayut serta ladang mereka banyak yang rusak dan gagal
panen. Karena sering kebanjiran, bahkan hampir setiap tahun Karang Dalam
kebanjiran, maka pendudk setempat pindah sedikit ke tempat yang akan tinggi
agar aman dari bahaya banjir.
Ditempat
yang baru inilah mereka mendirikan rumah (dangau) yang mempunyai tiang. Dari
tahun ke tahun akhirnya semakin banyak penduduk di tempat yang baru ini, namun
tempat ini belum berfungsi menjadi dusun (desa). Sehingga yang menjadi ketua
dusun bernama “Tue Kampuang” yang
fungsinya sama seperti kades saat ini.
Pada
suatu hari hanyutlah seorang wanita cantik dari daerah “Uluan” entah dari desa
mana asalnya. Mayat wanita ini terdamparlah di Karang Dalam. Maka oleh penduduk
setempat, mayat ini diambil dan dan dirawat berdasarkan ketentuan syari’at
agama islam dengan dimandikan, dikapani, disholatkan dan dikebumikan di tempat
ini. Hingga sekarang makamnya berada di Karang Dalam.
Tidak
lama kemudian, datanglah orang-orang dari
“Uluan” tersebut membawa perahu mencari mayat tersebut. Mereka berhenti
di Karang Dalam dan menanyakan kepada penduduk setempat kalau menemukan mayat
perempuan tersebut. Oleh penduduk setempat (Karang Dalam) memberikan informasi
bahwa mayat wanita tersebut sudah dikebumikan. Akhirnya penduduk serempat
menanyakan mana asal mereka.
Mereka pun memberitahu kalau mereka
berasal dari Desa Limbun (Marga Wulung
Puluh). Sekarang bernama desa Tanjung Baru yang berada di Kecamatan Tanjung
Agung. Dan merekapun memberitahu bahwa wanita yang hanyut tersebut bernama
“DARMA AYU” yang artinya Darma yang cantik atau bahasa daerahnya Alap.
tolong kasih info dong tentang sejarah pangeran darmo n sila sila nya karna itu desa nenek kami almarhuma siti sumini biti muhammad toyib ...
BalasHapus